Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.
Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga ("ganggang") dan fungi ("jamur"), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur khas mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan lumut dapat dikatakan telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki jaringan pembuluh yang jelas.
Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhan relatif lebih homogen daripada jaringan hewan.
Tumbuhan tidak memiliki kemampuan lokomosi (berpindah)/bergerak secara aktif
sebagaimana hewan. Meskipun demikian, banyak sel-sel baru terbentuk untuk
berbagai jaringan sebagai kompensasi banyaknya sel-sel yang mati, yang menjadi
pasif karena berperan sebagai sel-sel penyimpan cadangan energi (misalnya
pada buah atau umbi) atau metabolit sekunder, dan untuk mengisi jaringan
baru karena tumbuhan selalu bertambah massanya, khususnya bagi tumbuhan
tahunan. Jaringan yang aktif memperbanyak diri dan tidak memiliki fungsi
khusus disebut jaringan meristematik, sementara jaringan yang telah
mantap dengan fungsinya disebut jaringan tetap/permanen.
Jaringan
meristem
Jaringan meristematik terdiri dari sel-sel meristem, suatu
analog dari sel-sel punca (stem cells) hewan. Jaringan ini dapat
ditemukan pada titik-titik tumbuh di ujung batang dan akar (disebut meristem
pucuk/ujung/apikal), di bawah kulit kayu (sebagai kambium gabus
maupun kambium pembuluh, disebut meristem tepi/lateral), dan di tepi ruas atau buku, serta pada pangkal
tangkai daun (meristem antara/interkalar). Jaringan ini, terutama meristem
ujung, mudah diinduksi untuk diperbanyak secara in vitro.
Dalam jargon kultur
jaringan, sel-sel ini dikatakan bersifat embrionik ("dapat
membentuk embrio"). Jaringan meristematik juga terbentuk apabila ada
bagian tumbuhan yang terbuka, misalnya karena terluka. Mobilisasi beberapa fitohormon,
biasanya auksin
dan sitokinin,
akan memicu terbentuknya sel-sel meristem yang membentuk semacam jaringan tidak
terdiferensiasi yang disebut kalus.
Jaringan permanen
Jaringan permanen dikategorikan menjadi tiga kelompok utama: epidermis (jaringan pelindung, terdiri dari sel-sel yang menyusun lapisan luar daun dan bagian-bagian tumbuhan yang masih muda), jaringan pengangkut (menyusun xilem dan floem), dan jaringan dasar (mencakup parenkim, klorenkim, kolenkim, dan sklerenkim).
Epidermis melindungi bagian dalam organ sehingga tidak bersentuhan langsung dengan pengaruh keadaan di luar organ. Epidermis dapat dilindungi oleh lapisan tipis di bagian luar yang dikenal sebagai kutikula. Dapat juga ditemukan lapisan malam (wax). Sel-sel epidermis biasanya berbentuk segi empat apabila dilihat dari samping, berjajar homogen. Namun demikian, epidermis dapat mengalami perubahan menjadi sel-sel penutup atau sel penjaga stomata beserta beberapa sel tetangga, trikoma (miang atau rambut daun/batang), duri, serta rambut kelenjar.
Jaringan pengangkut dimiliki oleh tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Gymnospermae memiliki jaringan trakeida, serabut trakeida, dan parenkim kayu sebagai penyusun xilem. Angiospermae memiliki tambahan jaringan trakea selain jaringan yang dimiliki Gymnospermae. Floem (pembuluh tapis) tersusun dari jaringan buluh tapis dan sel-sel pengiring.
Jaringan dasar menyusun sebagian besar tubuh tumbuhan (biomassa). Kelompok jaringan ini memiliki banyak fungsi tergantung tempat ia berada. Seringkali ia mengisi bagian terbesar dari suatu organ, menyusun daging buah, kulit batang, isi umbi atau rimpang yang menyimpan pati atau metabolit sekunder tertentu (seperti alkaloid dan terpenoid). Jaringan ini juga dapat mengalami kematian dengan mengosongkan isi sel-selnya untuk membentuk struktur berongga (aerenkim) seperti ruang dalam gelembung pada tangkai daun eceng gondok atau rongga dalam buluh bambu.
Komentar
Posting Komentar